PUTRA legenda sepak bola Prancis, Zinedine Zidane, Luca Zidane, mengungkapkan alasannya memilih untuk membela timnas Aljazair karena faktor kakek. Penjaga
gawang Granada itu mengaku mendapatkan dukungan dari keluarga dalam keputusannya itu.
Keputusan Luca berganti kewarganegaraan mengikuti jejak akar keluarganya terbilang mengejutkan. Sebab, dia baru mengambil langkah itu pada usianya saat ini, 27 tahun. Terlebih, ia pernah memperkuat Prancis di level junior.
"Ketika saya memikirkan Aljazair, yang saya ingat adalah kakek saya. Sejak kecil, budaya Aljazair sudah sangat kental dalam keluarga kami," kata kepada BeIN Sports France pada Kamis, 25 Desember 2025, seperti dilansir dari Antara.
Di awal kariernya, anak kedua Zidane ini berusaha menjauh dari bayang-bayang sang ayah dengan memilih posisi penjaga gawang, berbeda dengan ayahnya yang berposisi sebagai gelandang. Selama ini, dia juga selalu menggunakan nama "Luca" di seragam klubnya sejak meniti karier di Real Madrid.
Namun, ketika bermain untuk timnas Aljazair di Piala Afrika 2025, dia memakai nama punggung "Zidane". "Bagi saya, bisa menghormati kakek saya dengan bergabung bersama tim nasional sangatlah penting. Seragam berikutnya dengan nama di punggung itu akan saya dedikasikan untuknya," ujar Luca.
Dapat Dukungan dari Keluarga
Luca menegaskan keputusannya membela timnas Aljazair mendapatkan dukungan dari keluarga, khususnya sang kakek yang menjadi faktor penting dalam keputusannya. "Dia mendukung saya. Dia berkata, 'Hati-hati, ini pilihanmu. Saya bisa memberi saran, tetapi keputusan akhir ada di tanganmu," tutur dia.
Setelah berganti kewarganegaraan, Luca langsung dipercaya menjadi kiper utama Aljazair di bawah asuhan Vladimir Petkovic. Dia tampil sebagai starter saat mengalahkan Sudan 3-0 pada laga perdana Grup E Piala Afrika 2025 pada Rabu, 24 Desember lalu.
Dalam laga itu, meski timnya tidak mendapatkan banyak tekanan, Luca mencatat satu penyelamatan krusial saat skor masih 1-0 dari peluang berbahaya Yaser Awad.
Ayahnya, Zidane, yang pernah membawa Prancis juara Piala Dunia 1998 dan Euro 2000, serta menyabet Ballon d'Or pada 1998, memberikan dukungan kepada Luca saat pertandingan. Ia menyaksikan langsung di Stadion Moulay Hassan.
Itu menjadi penampilan kedua Luca bersama Aljazair. Sebelumnya, dia bertanding menghadapi Uganda dan menang 2-1 di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Oktober lalu.
Luca menuturkan, sebelum membela tim nasional Aljazair, dia berbicara dengan sang kakek. "Dia sangat bahagia dengan langkah ini. Setiap kali saya mendapat panggilan timnas, dia selalu menelepon dan mengatakan bahwa saya membuat keputusan yang tepat dan dia bangga kepada saya," ucapnya.
Pilihan Editor: Evolusi Aston Villa di Bawah Unai Emery



