ATLET angkat besi andalan Indonesia Rahmat Erwin Abdullah kembali mempersembahkan medali emas pada SEA Games 2025 Thailand. Rahmat menjadi yang terbaik
di kelas 88 kilogram putra setelah mencatatkan total angkatan 362 kilogram pada pertandingan yang berlangsung di Chonburi Sport School, Selasa, 16 Desember 2025.
Rahmat membukukan angkatan snatch 160 kilogram dan clean and jerk 202 kilogram, unggul tipis atas lifter Vietnam Nguyen Quic Toan yang meraih perak dengan total 361 kilogram. Sementara medali perunggu menjadi milik tuan rumah Thailand Nasuriwong Worrapot dengan total angkatan 341 kilogram.
Medali emas ini menjadi yang keempat bagi Rahmat sepanjang keikutsertaannya di SEA Games sekaligus emas pertamanya di kelas 88 kilogram. Sebelumnya, lifter berusia 25 tahun itu meraih emas di kelas 73 kilogram pada SEA Games Filipina 2019 dan Vietnam 2021, serta emas kelas 81 kilogram pada SEA Games Kamboja 2023.
Bagi Rahmat, kemenangan di Thailand memiliki makna lebih dari sekadar prestasi. Ia mempersembahkan emas tersebut untuk anaknya yang baru lahir. “Medali emas ini saya persembahkan untuk anak saya. Dia menjadi sumber semangat baru dalam hidup saya. Setiap angkatan hari ini saya lakukan dengan sepenuh hati, untuk keluarga dan untuk Indonesia,” kata Rahmat seusai pertandingan, dikutip dari keterangan tertulis NOC Indonesia.
Tambahan emas dari Rahmat membuat angkat besi kembali menegaskan diri sebagai salah satu andalan Indonesia di SEA Games 2025. Hingga saat ini, cabang angkat besi telah mengoleksi tiga medali emas, tiga perak, dan satu perunggu.
Selain Rahmat, medali emas juga diraih Luluk Diana Tri Wijayana di kelas 48 kilogram putri dan Rizki Junianysah di kelas 79 kilogram putra. Medali perak disumbangkan Natasya Beteyob (58 kilogram putri), Riko Saputra (56 kilogram putra), dan Indah Afriza (69 kilogram putri). Sementara satu medali perunggu diraih Eko Yuli Irawan di kelas 56 kilogram putra.
Pilihan Editor: Strategi Tim Bulu Tangkis Meraih Medali Emas SEA Games 2025
Pilihan Editor: Agar Pesta Olahraga SEA Games Menjadi Olimpiade Mini



