KAPASITAS wisatawan yang dapat naik struktur Candi Borobudurakan dibatasi pada momen libur Natal dan Tahun Baru (2025/2026). Hal ini dilakukan untuk menjaga
situs candi Buddha terbesar tersebut agar tetap nyaman dan lestari pasca-penataan.
Hal itu dikatakan Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB) Agustin Peranginangin di Yogyakarta pada Rabu, 17 Desember 2025. "Jumlah wisatawan yang bisa naik ke struktur candi dibatasi sekitar 400-450 orang saja per satuan waktu, tidak langsung 1.000 orang seperti sebelum pengelolaan dulu," kata dia.
Kebijakan ini juga menyusul adanya program baru bagi wisatawan di Candi Borobudur, yakni Borobudur Sunset dan Borobudur Sunrise. Program itu memungkinkan wisatawan menikmati momen matahari terbit dan terbenam dari atas candiyang berada di Kabupaten Magelang Jawa Tengah itu.
Pilihan Editor: Aneka Cerita Tujuh Sendang Cabean Kunti di Boyolali
Agustin menuturkan, pada masa libur Nataru ini, pihaknya memprediksi kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur berkisar sekitar 30 ribu orang selama periode liburan sepekan penuh. "Kunjungan ke Candi Borobudur relatif stabil setiap momen pergantian tahun, tidak pernah di bawah 30 ribu pengunjung," ujarnya. Angka itu juga menjadi perhitungan pengelola agar kapasitas kunjungan tak overload.
Mitigasi Potensi Cuaca Ekstrem
Agustin menambahkan, badan otorita yang mengelola kawasan penyangga Candi Borobudur terus melakukan sejumlah upaya mitigasi menghadapi potensi cuaca ekstrem di libur akhir tahun ini. Mitigasi dilakukan di kawasan Perbukitan Menoreh, yang merupakan kawasan pegunungan yang membentang di wilayah barat Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta serta wilayah timur Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
"Mitigasi di destinasi kawasan Perbukitan Menoreh itu meliputi potensi bencana seperti tanah longsor, ini sudah kami lakukan saat tahap pengembangan kemudian pembangunan di kawasan itu," kata dia.
Hal paling dihindari sejak awal di Perbukitan Menoreh itu, kata dia, melarang adanya pengeboran air dalam di kawasan itu. Juga larangan pembabatan pohon di hutan yang saat ini masih lestari. "Wilayah Menoreh memiliki tipe tanah merah dan batuan sehingga risiko longsor tergolong tinggi. Karena itu, penebangan hutan harus dihindari," kata dia
Berbagai upaya pembukaan lahan untuk pembangunan juga diseleksi ketat, menyesuaikan kontur perbukitan itu.
Pilihan Editor: Kampung Adat Nagari Sijunjung: Lorong Waktu Minangkabau
Adapun Direktur Komersial InJourney Destination Management (IDM) Gistang Panutur mereka telah telah melatih kembali dan membekali wawasan bagi petugas layanan wisatawan dan pamong carita (guide atau pemandu wisata) yang bertugas untuk menyambut libur Nataru. "Agar wisatawan yang datang benar-benar mendapat pengalaman yang tidak hanya informatif, tetapi juga hangat dan meninggalkan kesan mendalam," kata dia.
Total ada 230 petugas layanan dan guide yang dilatih. Di Candi Borobudur juga ada 80 orang pamong carita yang dibekali skill melayani wisatawan. Pelatihan itu terdiri dari materi pelestarian cagar budaya serta basic manner dan public speaking.



