SEBUAH risetdari tim University of Texas Health Science Center at San Antonio (UT Health San Antonio) mengungkap bahwa aktivitas ketat diet ketogenik atau
diet keto berkaitan dengan percepatan penuaan sel pada individu laki-laki. Pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak itu sama tidak menimbulkan dampak apapun pada perempuan.
Perbedaan ini tampaknya bergantung pada bagaimana hormon seks—kelompok hormon yang mengatur perkembangan organ reproduksi dan karakteristik seksual—mempengaruhi cara sel menghadapi stres. Dalam riset baru, hewan jantan yang diberi pola diet keto mengalami penumpukan sel rusak. Kelompok sel tidak lagi membelah di jantung dan ginjal dalam beberapa pekan, padahal hewan yang betina tidak mengalami beban serupa.
Dari eksperimen itu, tim mencoba merumuskan pertanyaan: apakah pola serupa bisa muncul pada pria yang menjalani diet keto dalam jangka panjang?
Diet Keto dan Penuaan
Dalam riset yang dipimpin oleh David Gius, profesor onkologi radiasi di UT Health San Antonio, peneliti mendalami cara metabolisme, hormon, dan stres di dalam sel membentuk proses penuaan serta penyakit di berbagai jaringan. Secara sederhana, diet keto dirancang untuk menggeser sumber energi utama tubuh dari gula ke lemak.
Merujuk ulasan Earth pada 8 Desember 2025, diet keto adalah pola makan sangat rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang mengalihkan sumber energi utama tubuh dari karbohidrat ke lemak. Ketika asupan karbohidrat ditekan secara drastis, hati memproduksi keton: molekul bahan bakar kecil yang dibuat dari lemak. Molekuk ini bisa menggerakkan otak serta organ lain ketika glukosa terbatas.
Program ketogenik yang direncanakan dengan ketat sudah lama dipakai sebagai terapi untuk epilepsi yang tidak responsif terhadap obat. Sebuah klinik keto pediatrik bahkan mencatat penurunan kejang yang signifikan pada banyak anak tanpa masalah pertumbuhan besar.
Dalam studi UT Health San Antonio, mencit—tikus kecil untuk percobaan—berkelamin jantan yang diberi diet keto selama beberapa pekan menunjukkan lonjakan penanda penuaan sel yang disebut senesens. Dalam kondisi senesens, sel yang tertekan berhenti membelah, namun hidup dan bersifat inflamasi.
Sel-sel menua ini menumpuk di jantung dan ginjal, bersama tingginya kadar molekul pemicu peradangan di darah. Mencit betina dalam pola makan yang sama tidak menunjukkan lonjakan sel menua atau sinyal inflamasi serupa dalam rentang waktu tersebut. Jaringan jantung dan ginjal mencit betina mendekati normal, meski kadar keton dalam darah menegaskan mereka berada dalam kondisi ketosis seperti yang jantan.
Mencit jantan juga menunjukkan tanda kuat stres oksidatif—lonjakan molekul reaktif yang dapat merusak lemak, protein, dan DNA. Penanda kerusakan, seperti lipid teroksidasi dan protein yang termodifikasi, meningkat di organ mencit jantan yang menjalani pola diet keto.
Mencit betina yang lebih tua, dengan kadar estrogen alami lebih rendah, mulai tampak lebih mirip mencit jantan ketika ditempatkan pada diet ketogenik. Sel hewan-hewan ini cepat menua dan mengalami kerusakan oksidatif.
Kebenaran Penuaan Sel Diet Keto
Untuk menguji gagasan utama penelitian ini, tim menginjeksikan estrogen—hormon seks utama pada betina—kepada sebagian mencit jantan. Hasilnya, si jantan tidak lagi menunjukkan kenaikan sel menua atau kerusakan oksidatif akibat diet keto. Temuan ini menyiratkan estrogen secara aktif melindungi jaringan mereka dari stres.
Peran protektif ini sejalan dengan hasil sejumlah riset sebelumnya, yang menunjukkan estrogen bisa meningkatkan sistem pertahanan sel. Pada manusia, terapi pengganti estrogen terbukti mengaktifkan gen antioksidan dan gen terkait umur panjang, serta menurunkan beberapa ukuran stres oksidatif—mendukung gagasan bahwa status hormon memengaruhi cara jaringan menghadapi tekanan metabolik.
Tim peneliti juga menguji pendekatan lain. Mereka memberi mencit jantan antioksidan klasik—senyawa yang menetralisir molekul oksigen reaktif sebelum merusak struktur sel. Agen seperti N-acetylcysteine, alpha lipoic acid, vitamin C, dan obat yang meniru enzim antioksidan MnSOD. Semuanya menekan penumpukan sel menua dan kerusakan oksidatif pada mencit jantan yang diberi diet keto.
Perlakuan antioksidan itu juga menurunkan penanda inflamasi dalam darah mencit jantan ke tingkat yang lebih normal. Secara keseluruhan, eksperimen hormon dan antioksidan ini menunjukkan bahwa diet keto menciptakan tekanan oksidatif tambahan, namun hormon dan pertahanan kimia bisa memperlemah atau memperkuat dampaknya terhadap sel-sel yang menua.
Penelitian hewan seperti ini tidak bisa diterjemahkan langsung pada manusia—hal yang juga ditekankan para peneliti. “Meski kita dapat memahami proses metabolik lewat studi efek diet keto pada mencit, kita belum bisa menarik kesimpulan langsung pada manusia,” kata Jason, pengajar endokrinolog dan metabolisme di Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh.
Data pada manusia menunjukkan pola makan gaya keto tidak netral bagi jantung dan pembuluh darah. Dalam uji makan terkontrol secara acak, perempuan muda sehat yang mengikuti diet ketogenik rendah karbohidrat dan tinggi lemak mengalami kenaikan signifikan kolesterol LDL, dibandingkan saat mengikuti pola makan non-keto yang lebih konvensional.
Sebuah tinjauan luas di bidang kardiologi menyimpulkan bahwa pola rendah karbohidrat dapat memberikan penurunan cepat pada berat badan, tekanan darah, dan gula darah, namun tidak mengungguli pola makan lain dalam hasil kardiovaskular jangka panjang. Tinjauan itu juga menyoroti pertanyaan keamanan, termasuk kekurangan nutrisi, beban pada ginjal, dan kemungkinan dampak terhadap plak arteri.
Riset lain pada mencit jantan menemukan bahwa periode keto yang panjang memicu penumpukan lemak di hati dan kontrol glukosa yang memburuk—perubahan yang membaik setelah mereka kembali ke pakan standar dalam salah satu eksperimen. Temuan yang campur aduk ini menegaskan bahwa diet keto adalah alat metabolik yang kuat, bukan jalan pintas tanpa risiko.
Pilihan Editor: Mengapa Tanggul Laut Solusi Sementara Melindungi Jakarta



